Total Pageviews

Saturday 18 February 2012

STERILISASI

Pendahuluan
Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun sopra.
Sterilisasi adalah tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik. Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari bahan/alat yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai berikut :
Mekanik : Filtrasi
Fisika : 1. Pemanasan
               2. Penyinaran dengan sinar gelombang pendek (radiasi)
Kimia (khemis)

  • Sterilisasi dengan Filtrasi
Filtrasi
  Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas pada saringan berpori kecil sehingga dapat menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Kegunaan:
untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya Urea Broth ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.
Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis
  Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma) umumnya tidak dapat ditahan oleh filter.
  • Sterilisasi dengan Pemanasan
1.   Dengan Pemanasan Kering
  a. Pembakaran
  Alat yang digunakan adalah lampu spiritus/bunsen. Pembakaran dapat dilakukan dengan cara :

 Pemijaran
  Pembakaran dengan cara ini hanya cocok untuk alat-alat logam (ose, pinset, dll), yang dibiarkan sampai memijar. Dengan cara ini seluruh mikroorganisme, termasuk spora, dapat dibasmi.
Peralatan yang digunakan  : Api spiritus/bunsen (gas),
mekanisme kerjanya yaitu adanya konduksi panas dan absorbsi panas oleh permukaan alat. Jenis barang yang dapat disterilkan dengan metoda ini adalah jenis logam, kaca dan porselin.
Suhu dan waktu yang digunakan ± 200ºC – 600ºC(sulit diukur serta minimal 30 detik kontak dengan api).
Keuntungannya : 
-          Alat tetap kering
-          Peralatan sederhana
-          Kondisi emergentie
Kerugiannya :
-          Kontrol sulit dilakukan
-          Merusak alat
-          Tidak dapat disimpan
-          Keterbatasan pada jenis barang yang disterilkan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Posisi alat
-          Posisi mengarah ke atas, jangan terbalik
-          Pada bagian api paling panas, titik api
Lama waktu kontak : 30 detik

Cara mensterilkan ose :
Ose disterilkan dengan cara dibakar pada nyala api lampu spiritus atau lampu gas. Pada waktu memanaskan ose, dimulai dari pangkal kawat dan setelah terlihat merah berpijar secara pelan-pelan pemanasan dilanjutkan ke ujung ose. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terloncatnya kuman akibat pemanasan langsung dan terlalu cepat pada mata ose. Nyala api pada sterilisator mempunyai perbedaan dalam derajat panas.
Tempat yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya kira-kira sepertiga bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu diperhatikan :
jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan
jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang disediakan setelah disterilkan.

 b. Dengan udara panas (hot air oven)
Cara ini menggunakan udara yang dipanaskan dan kering, serta berlangsung dalam sterilisator udara panas (oven).
Selama pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi.

Pemanasan dengan udara panas dugunakan untuk sterilisasi alat-alat laboratorium dari gelas misalnya : petri, tabung gelas, botol pipet dll, juga untuk bahan-bahan minyak dan powder misalnya talk. Bahan dari karet, kain, kapas dan kasa tidak dapat disterilkan dengan cara ini.
Setelah dicuci alat-alat yang akan disterilkan dikeringkan dan dibungkus dengan kertas tahan panas, kemudian dimasukkan dalam oven dan dipanaskan pada temperatur antara 150 - 170ºC, selama kurang lebih 90 – 120 menit. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa di antara bahan yang disterilisasi harus terdapat jarak yang cukup, untuk menjamin agar pergerakan udara tidak terhambat.

Oven Dengan Udara Panas
 Termometer
 Regulator
 Rak tempat objek
 Sumber panas listrik / gas



2. Dengan pemanasan basah
a. Dengan merebus
Digunakan untuk mensterilkan alat-alat seperti gunting, pinset, skalpel, jarum, spuit injeksi dan sebagainya dengan cara direbus dalam suasana mendidih selama 30-60 menit.
Suhu tertinggi 100° C, pada suhu ini bentuk vegetatif dapat dibinasakan tetapi bentuk yang spora masih bertahan. Oleh karna itu agar efektif membunuh spora maka dapat ditambahkan natrium nitrat 1% dan phenol 5%.
-Caranya :
1.Alat atau bahan instrumen dicuci bersih.
2.Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
3.Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati    
4.Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
5.Seluruh permukaan harus terendam.

b. Dengan uap air panas
Digunakan terutama untuk mensterilkan media-media yang akan mengalami kerusakan bila dikerjakan dengan sterilisasi uap air panas dengan tekanan (autoklav) ataupun untuk alat-alat tertentu. Cara ini dijalankan dengan pemanasan 100ºC selama 1 jam.
  Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat yang akan disterilkan.
  - Caranya :
1.Alat-alat yang akan disterilkan: dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.
2.Kemudian dibungkus dan dimasukkan dalam dandang


c. Dengan uap air bertekanan (Autoklav)
Dengan cara pengatur tekanan dalam autoklav, maka dapat dicapai panas yang diinginkan. Cara ini dipakai untuk sterilisasi media yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Sterilisasi biasanya dijalankan dengan menggunakan panas 120°C selama 15 menit. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm. Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Hal yang perlu diperhatikan bila mengerjakan sterilisasi dengan menggunakan autoklav :
harus ditunggu selama bekerja
hati-hati bila mengurangi tekanan dalam autoklav (perubahan temperatur dan tekanan secara mendadak dapat menyebabkan cairan yang disterilkan meletus dan gelas-gelas dapat pecah).
kerja atau prinsip dari autoclave yaitu membunuh kuman dengan uap panas bertekanan tinggi sehingga dengan pemanasan dan penguapan dengan tekanan tinggi menyebabkan denaturasi dan koagulasi(penggumpalan) sel-sel kuman sehingga mengubah struktur yang lembek menjadi menjadi lebih kaku atau padat kemudian kuman akan mati.
 Autoclave ini biasanya menggunakan air suling atau aquabides supaya tidak cepat berkarat.
Autoklaf
 Tutup kuat dan berat
 Ventilasi udara à udara menurunkan kapasitas kalor uap
 Katup pengaman
 Bejana tempat air
 Termometer
 Pengatur tekanan
 Termostat


d. Pasteurisasi
  Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas yang digunakan 61,7°C selama 30 menit.

e. Tyndalisasi
  Konsep kerja metode ini merip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
Cara kerja :
· Bahan dimasukkan kedalam erlenmeyer atau botol dan ditutup rapat dengan sumbat atau aluminium foil.
· Erlenmeyer/botol lalu dimasukkan kedalam alat sterilisasi (alat standar menggunakan Arnold Steam Sterilizen atau dandang).
· Nyalakan sumber panas dan tunggu hingga termometer menunjukkan suhu 1000C kemudian hitung waktu mundur hingga 30 menit (uap panas yang terbentuk akan mematikan mikroba).
· Setelah selesai alat sterilisasi dimatikan dan bahan yang steril dikeluarkan.
· Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama, sedang waktu ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel vegetatif yang belum mati untuk tumbuh sehingga mudah dibunuh.


  • Sterilisasi dengan Penyinaran (radiasi)

Sterilisasi dengan cara ini diperlukan jika sterilisasi panas maupun dinding/filtrasi tidak dapat dilakukan. Beberapa macam radiasi mengakibatkan letal terhadap sel-sel jasad renik dan mikroorganisme lain.
Jenis radiasi termasuk bagian dari spkterum elektromagnetik,
  misalnya : sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar x dan juga sinar katoda elektro kecepatan tinggi.

Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm. Lampu sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 260 – 270 nm, dimana sinar dengan panjang gelombang sekitar 265 nm mempunyai daya bakterisid yang tinggi. Lampu ultraviolet digunakan untuk mensterilkan ruangan, misalnya di kamar bedah, ruang pengisian obat dalam ampul dan flakon di industri farmasi, juga bisa digunakan diperusahaan makanan untuk mencegah pencemaran permukaan.

Sinar x mempunyai daya penetrasi lebih besar dibanding dengan sinar ultraviolet.

Sinar gamma mempunyai daya penetrasi lebih besar dibandingkan dengan sinar x dan digunakan untuk mensterilkan material yang tebal, misalnya bungkusan alat-alat kedokteran atau paket makanan.

Sinar katoda biasa dipakai menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-barang yang telah dibungkus.

Cara Kimia (Khemis)
Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang perlu dipahami:
Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel vegetatif dan jasad renik. Biasanya digunakan untuk objek yang tidak hidup, karena akan merusak jaringan. Prosesnya disebut desinfeksi.
Antiseptik adalah suatu bahan atau zat yang dapat mencegah, melawan maupun membunuh pertumbuhan dan kegiatan jasad renik. Biasanya digunakan untuk tubuh. Prosesnya disebut antiseptis.
Biosidal adalah suatu zat yang aksinya dipakai unhtuk membunuh mikroorganisme, misal : bakterisid, virosid, sporosid.
Biostatik adalah zat yang aksinya untuk mencegah / menghambat pertumbuhan organisme, misal : bakteriostatik, fungistatik.

Ada beberapa zat yang bersifat anti mikroba.
1. Fenol dan derivatnya
Zat kimia ini bekerja dengan cara mempresipitasikan protein secara aktif atau merusak selaput sel dengan penurunan tegangan permukaan. Fenol cepat bekerja sebagai desinfektan maupun antiseptik tergantung konsentrasinya. Daya antimikroba fenol akan berkurang pada suasana alkali, suhu rendah, dan adanya sabun.
2. Alkohol
Alkohol beraksi dengan mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi dan melarutkan lemak sehingga membran sel rusak dan enzim-enzim akan diinaktifkan oleh alkohol. Etil alkohol (etanol) 50-70% mempunyai sifat bakterisid untuk bentuk vegetatif. Metanol daya bakterisidnya kurang dibandingkan etanol, dan beracun terhadap mata.
3. Halogen beserta gugusannya
Halogen beserta gugusannya ini mematikan mikroorganisme dengan cara  mengoksidasi protein sehingga merusak membran dan menginaktifkan enzim-enzim. Misalnya :
Yodium dipakai untuk mendesinfeksi kulit sebelum dilakukan pembedahan
Hipoklorit digunakan untuk sanitasi alat-alat rumah tangga. Yang umum dipakai adalah kalsium dipoklorit dan sodium hipoklorit.
4. Logam berat dan gugusannya
Logam berat dapat memprestasikan enzim-enzim atau protein esensial lain dalam sel sehingga dapat berfungsi sebagai anti mikroba.
Contoh :
Merkurokrom, merthiolat sebagai antiseptik.
Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada bayi (Neonatol gonococcal ophthalmitic).
5. Deterjen
  Dengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak membran sitoplasma.
a. Aldehid
  Aldehid mendesinfeksi dengan cara mendenaturasi protein. Contoh : formalin (formaldehid)
b. Gas sterilisator
  Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material disterilkan dengan gas pada suhu kamar. Gas yang dipakai adalah ethilen oksida.
 
  Kebaikannya  : ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan daya penetrasinya besar
  Kejelekannya : ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak.

TERIMA KASIH

No comments:

Post a Comment

comment nya jangan lupa yaaaaa...;-)

Contact Form

Name

Email *

Message *