Bahan
aktif
•Sodium
Laureth Sulfate (surfaktan,
pembentuk busa yang baik dan kondisioner yang baik)
•Cocoamidopropil
Betaine (sebagai 'surfactant‘, zat inilah yang
menghasilkan busa, zat
ini memiliki kegunaan yang hampir sama sebagai pembersih atau 'pembuang'
kotoran yang menempel)
•Zinc
pyrithione (merupakan agen
antibakteri dan antijamur. Dapat mengurangi jamur di kulit kepala yang
menyebabkan ketombe)
•Dimethiconol (sebagai pelembab dan
mencegah iritasi pada kulit, zat ini mengandung minyak silikon yang berfungsi
melembutkan kutikula rambut)
•Guar
hydroxypropyltrimonium Chloride (memiliki sifat melembabkan)
•Menthol
(memberikan sensasi
segar)
•Lysine
HCL (senyawa/campuran
turunan dari protein, digunakan untuk menumbuhkan, maupun memperbaiki rambut
yang rusak)
•Panthenol (mengandung vitamin B
yang bekerja luar dan dalam. Zat ini mempertahankan kelembaban rambut dan
membantu shampoo untuk lebih menyerap ke dalam kutikula).
•Citrus
Aurantifolia (Lime) Juice (Vitamin, berfungsi menghaluskan kutikula dan menambah
kemilau pada rambut)
Bahan tambahan :
•Water (sebagai pelarut, lazimnya digunakan sebagai
penentu kekentalan atau encernya suatu larutan)
•TEA-Dodecylbenzenesulfonate
(emulsifying agent)
•Sodium
Chloride (digunakan sebagai
pengawet )
•Perfume (Digunakan sebagai
campuran dengan kegunaan memberikan aroma (bau) yang enak)
•Carbomer (sebagai penyeimbang
emulsi, atau agen penebal (seperti ragi yang membuat roti mengembang))
•DMDM
Hydantoin (Dipasarkan dengan nama
dagang Glydant dan mempunyai spektrum antimikroba yang luas dan sangat larut
dalam air sehingga dipakai sebagai pengawet sampo)
•Sodium
Hydroxide (bahan pembentuk sabun)
•Methylisothiazolinone
(sebagai pengawet,
sangat efektif terhadap jamur, bakteri Gram positif dan Gram negatif walaupun
dalam konsentrasi rendah)
•CI 19140 (pigmen buatan penghasil
warna kuning (Yellow 1) )
•CI
42090 (pigmen buatan penghasil
warna biru (blue 1) )
Bahan yang cukup berbahaya dalam shampoo :
•Sodium
lauryl sulfate
–Bahan
tersebut banyak terkandung pada sampo yang berfungsi sebagai pembersih dan
pencipta busa. Sebenarnya bahan tersebut relatif aman, tetapi jika kontak cukup
lama dengan kulit bisa menimbulkan iritasi dan memicu kulit kering. Hal itu
karena detergen mengangkat lapisan lipid pada kulit. Karena bersifat
pembersih, maka lemak - lemak yang berfungsi untuk melindungi kulit juga ikut
larut, sehingga kulit menjadi kering dan akan mengakibatkan iritasi.