Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika
dalam tata rias wajah yang dikemas dalam bentuk batang padat. Hakikat fungsinya
adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, yang dianggap akan
memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik (Ditjen POM, 1985).
Dari
sudut pandang kualitas, lipstik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.
Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada bibir.
2.
Penampilan menarik, baik warna, bau, rasa maupun
bentuknya.
3.
Memberikan warna yang merata pada bibir.
4.
Stabil dalam penyimpanan.
5.
Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak
berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal- hal yang tidak menarik.
6.
Melapisi bibir secara mencukupi.
7.
Dapat bertahan di bibir.
8.
Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket.
9.
Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya ( Mitsui,
T., 1997).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam
pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang
dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang
mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38oC. Tetapi karena harus
memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu
daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih
sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62oC, biasanya berkisar antara
55-75oC (Ditjen POM, 1985).
·
Jenis-Jenis
Lipstik
1. Lacquer
Yaitu lipstik berbahan dasar gel, biasanya dikemas dalam botol atau wadah kecil. Memberi kesan halus dan lembut pada bibir dalam berbagai nuansa warna.
2. Satin
Lipstik yang bertekstur sangat lembut, dikemas dalam bentuk stik atau cairan dan tersedia dalam warna, bisa menutupi bibir dengan sempurna serta memberi efek kilap tanpa kesan minyak.
Lipstik yang bertekstur sangat lembut, dikemas dalam bentuk stik atau cairan dan tersedia dalam warna, bisa menutupi bibir dengan sempurna serta memberi efek kilap tanpa kesan minyak.
Efeknya tidak begitu mengilap dan berminyak seperti lip gloss, dikemas dalam bentuk stik atau krim padat.
Lipstik yang tahan lama, tidak mengilap pada bibir, tapi mengandung pelembab dan memberi efek halus pada bibir, tersedia dalam bentuk stik.
Yaitu treatment campuran antara pewarna bibir dan vitamin bibir yang dikemas dalam bentuk stik, bertekstur lembut, mengandung pelembab dan memberi efek berkilau.
·
Komponen utama
dalam sediaan lipstik
Adapun komponen utama dalam sediaan
lipstik terdiri dari minyak, lilin , lemak dan zat warna.
1. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik
harus memberikan kelembutan, kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi
zat warna (Poucher, 2000). Minyak yang sering digunakan antara lain minyak
jarak, minyak mineral, dan minyak nabati lain. Viskositasnya yang tinggi adalah
salah satu keuntungan dalam menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut
pada saat pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata.
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur
batang yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan
hangat. Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya
pada suhu 50 dan mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat,
tetapi juga harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan
serendah mungkin. Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax,
candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil
alkohol.
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah
campuran lemak padat yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir,
memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat
mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam
proses pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak
dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang
biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin,
minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain.
4. Zat
warna
Zat warna
dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan
pigmen. Staining dye merupakan zat warna yang larut atau
terdispersi dalam basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak
larut tetapi tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masing-
masing memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan
komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan.
·
Zat
tambahan dalam sediaan lipstik
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat
yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik,
yaitu dengan cara me nutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat
tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan dapat
bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambahan yang
digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum.
Ø
Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi
minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA
dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan (Poucher, 2000).
Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat (Wasitaatmadja, 1997):
a.
Tidak
berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika
b.
Tidak
berwarna
c.
Tidak
toksik
d.
Tidak
berubah meskipun disimpan lama.
Ø
Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh
di dalam sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak
mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan
terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik sehingga terjadi pertumbuhan
mikroorganisme. Oleh karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula
lipstik. Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben.
Ø
Parfum
Parfum
digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi bau dari lemak yang
digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau yang mungkin timbul selama
penyimpanan dan penggunaan lipstik .
No comments:
Post a Comment
comment nya jangan lupa yaaaaa...;-)