Total Pageviews

Sunday 1 January 2012

OBAT-OBATAN YANG BERSIFAT NEFROTOKSIK

SARI MARDATILLAH
0811012052

A. Kerusakan Sel Epitel Tubulus
  1. Nekrosis Tubulus Akut
• Aminoglikosida
Pathogenesis dari penurunan GFR pada pasien yang menerima aminoglikosida secara predominan menghasilkan kerusakan sel epitel tubulus proksimal yang akhirnya dapat memicu obstruksi lumen tubular dan hasil filtrasi glumerulus berindah ke epitel tubular yang sudah rusak. Toksisitas dari beberapa aminglikosida berkaitan dengan muatan kation , yang difasilitasi oleh ikatan aminoglikosiada yang telah terfiltrasi pada membrane luminal sel epitel tubulus renal (DiPiro, 2002).

}Sebagai contoh, neomisin mempunyai gugus amino kationik, merupakan aminogliksida yang sangat nefrotoksik, dibandingkan streptomisin, dengan 3 gugus amino yang sedikit toksik.
}Gentamisin dan tobramisin , dengan 5 gugus amino mempunyai toksisitas sedang dibandingkan amikasin dan netilmisin, dengan 4 dan 3 gugus amino, yang biasanya sedikit toksik.
}Pengikatan sel epitel tubular diikuti oleh transport intraseluler dan konsentrasi dalam lisosom. Ikatan berikutnya dengan fosfolipid menyebabkan terjadinya agregasi dan penghambatan aktivitas fosfolipase (DiPiro, 2002).

}Disfungsi sel dan kematian yang disebabkan oleh pelepasan enzim lisosom kedalam sitosol, penambahan rektif oksigen spesies, penurunan metabolisme sel, dan penurunan sifat alir dalam mebran sel memicu penurunan dari aktivitas pengikatan membrane dengan enzim, termasuk Na+-K+- ATPase, dipeptidyl peptidase IV, dan aminopeptidase netral. Meskipun ikatan aminoglikosida pada sel epitel tubular di fasilitasi oleh jumlah gugus kation yang ada, resiko toksisitas juga merupakan faktor yang berpengaruh (DiPiro, 2002).

• Cisplatin/carboplatin
Kerusakan tubulus proksmal muncul secara akut setelah pengguaan senyawa mengandung platin, sebahai hasil ke tidakseimbangan produksi energy sel, mungkin berpengaruh pada ikatan protein pada sel tubulus proksimal dengan gugus sulfhidril dan gangguan aktivitas enzim sel dan fosforilasi oksidatif. Kerusakan tubulus proksimal diikuti oleh penurunan GFR yang progresiv dan gangguan fungsi tubulus distal (DiPiro, 2002).
• Amphotericin B
}Mekanisme disfungsi gnjal termasuk toksisitas sel epitel tubulus secara langsung dengan peningkatan permeabilitas tubulus dan nekrosis, hingga terjadi vasokonstriksi arteri san iskemia. Permeabilitas membrane tubulus meningkat tehadap Na dan K ketika amfoterisin berikatan dengan membrane dan bekerja sebagai inophore. Vasokonstriksi ginjal terjadi dari mekanisme yang tidak sesuai, mungkin termasukefek dari amfoterisin B pada influk Ca seluler dan aktivasi vasokonstriktor prostaglandin .
}Diatas semua itu, kombinasi efek dari ditingkakanya energy sel dan kebutuhan oksigen menyebabkan penigkatan permeabilitas membrane sel, dan pengurangan penghantaran oksigen pada saat vasokonstriksi renal menghasilkan nekrosis sel epitel tubulus dan kerusakan renal (DiPiro, 2002).

2. Osmotic nephrosis

• Mannitol
Mekanismenya adlah pinositosis manitol kedalam sel, menyebabkan penembangan sel dan obstruksi tubulus ginjal. Manitol dapat menyebabkan vasokonstriksi renal secara langsung atau mengindksi diuretic osmosis dengan peningkatan penghantaran cairan ke macula densa dan aliran balik tubloglomerular memicu vasokonstriksi arteriole aferan pada glomerulus dan penurunan aliran darah ke ginjal (DiPiro, 2002).

• Intravenous immunoglobulin
Larutan immunoglobulin intravena terdiri tari sukrosa hiperosmolar dan dapat menyebabkan nefrosis osmotik dan gagal ginjal akut, yang bersifat reversiel denga terapi diskontinu (DiPiro, 2002).

B. Hemodynamically-mediated renal failure
• Angiotensin-converting enzyme inhibitors dan Angiotensin II receptor antagonists
Patogenesis ACEI dan ARB yang menyebabkan gagal ginjal adalah dengan penurunan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus yang akhirnya dapat menurunkan ultrafiltrasi glomerulus. Ini terjadi ketika pengaturan aliran darah berkurang pada arteri aferen glomerulus dan arteri eferen mengalami vaskonstrksi untuk menjaga tekanan hidrosatik kapiler glomerulus untuk ultrafiltrasi (DiPiro, 2002).

• Nonsteroidal anti-inflammatory drugs
NSAID menghambat COX yang mengkatalis pembentukan prostaglandin dan merusak fungsi renal dengan menurunkan sintesis dari vasodilator prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin di ginjal disintesis di kortek ginjal dan medulla oleh vascular endotel dan sel mesangial glomerulus. Penggunaan NSAID dalam iskemia ginjal menyebabkan peningkatan aktivitas prostaglandin yang dapat menyebabkan penurunan keseimbangan aktivitas diantara vasokonstriktor dan vasodilator ginjal (DiPiro, 2002).

TERIMA KASIH

No comments:

Post a Comment

comment nya jangan lupa yaaaaa...;-)

Contact Form

Name

Email *

Message *